Tuesday, July 31, 2012
Kisah Kerikil Menjadi Emas
Berkata Ahmad bin Sahl al-Urduni bahwasanya beliau mendengar dari Khalid bin al-Fizri berkata: “Adalah Haiwah bin Suraih seorang yang banyak berdo’a dan ketika berdo’a beliau selalu menangis, adapun keadaan ekonomi beliau, sangatlah memprihatinkan.”
Pada suatu hari saya menghampiri beliau lalu duduk di sampingnya, sedangkan seperti biasa beliau sedang menyendiri sambil berdo’a, maka saya katakan padanya: “Semoga Allah merahmatimu, kalau seandainya engkau berdo’a kepada Allah agar di beri kelapangan hidup (tentu itu lebih baik bagimu)”.
Beliau tidak langsung menjawabnya namun diam sejenak lalu menengok ke kiri dan ke kanan, setelah yakin tidak ada orang lain, maka beliau mengambil kerikil dari tanah, lalu berdo’a: “Ya Allah jadikanlah (kerikil ini) menjadi emas”.
Infaq Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu
Dari Umar radhiallahu ‘anhu berkata,
“Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada kita untuk bersedekah, dan hal itu sangat bertepatan sekali dengan adanya hartaku, lalu saya bergumam, ‘Hari ini saya pasti melampaui Abu Bakar radhiallahu ‘anhu apabila saya mendahuluinya suatu saat nanti,’ lalu saya menginfakkan setengah dari hartaku, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidakkah ada yang engkau sisakan buat keluargamu?’ Saya menjawab, ‘Saya telah menyisakan buat mereka semisal harta itu (setengah lagi)’ kemudian Abu Bakar menginfakkan seluruh hartanya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Wahai Abu Bakar, tidakkah ada yang engkau sisakan buat keluargamu?’ Dia menjawab, ‘Saya telah menyisakan Allah dan RasulNya buat mereka,’ saya berkata, ‘Demi Allah, saya tidak akan mampu melampauinya untuk mencapai keutamaan, selamanya’.” ( Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan berkata hadits hasan shahih, dan ad-Darimi, al-Hakim dan al-Baihaqi, semua riwayat itu dari Umar radhiallahu ‘anhu)
Kisah Infaq Utsman bin Affan
Al-Hakim meriwayatkan dari Abdurrahman bin Samurah radhiallahu ‘anhu berkata, “Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu datang kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa seribu dinar ketika mempersiapkan pasukan al-’Usrah (pasukan perang Tabuk ketika masa sulit) lalu Utsman meletakkan seluruh dinar itu di pangkuan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abdurrahman berkata, ‘Lalu Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam membalikkannya seraya bersabda,
‘Tidaklah akan membahayakan Utsman apapun yang dilakukannya setelah hari ini.’ Beliau mengatakannya beberapa kali.” (Dikeluarkan oleh al-Hakim, dan berkata, “Shahih isnad-nya, namun tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, dan disetujui oleh adz-Dzahabi.”).
Pada suatu riwayat lain Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Semoga Allah mengampunimu wahai Utsman, apa yang engkau rahasiakan, apa yang engkau tampakkan dan apa yang engkau sembunyikan, serta apapun yang terjadi hingga Hari Kiamat.”
Bertemu Almarhum Suami, Saat Beribadah Haji
Dengan mata berkaca-kaca, ibu itu bercerita pada saya tentang pertemuan dirinya dengan sang suami yang telah meninggal 3 tahun yang lalu. Pertemuan pertama saat dia berzikir di sebuah masjid, dan pertemuan kedua saat dirinya menjalankan ritual lempar jumroh.
Saat melihat suaminya, ibu itu tidak kuasa menahan tangis. Dia hanya mampu tertegun dan menangis bahagia ketika suaminya berjalan di depannya saat di masjid, dan melihat suaminya berada persis di depannya saat melempar jumroh bersama ribuan jemaah lainnya. Saat itu untuk memanggil suaminya, ibu itu tak kuasa sampai sang suami hilang dari pandangan mata.
Ibu itu melihat wujud suaminya dalam fisik yang nyata. Bukan halusinasi atau bayangan belaka. Dia sangat yakin 100% itulah suaminya. Inilah yang membuat Ibu itu sangat terharu, karena dia tahu suaminya turut hadir menemaninya saat menjalankan ibadah haji kemarin.
Omelan Ibu yang Menjadi Nyata Bagi Anaknya
Ini pelajaran penting bagi para ibu yang membaca artikel ini. Hendaklah selalu berhati-hati dalam berucap terutama ucapan pada anaknya. Ucapan adalah doa, dan doa seorang ibu bagi anaknya bisa mengalahkan doa seribu ulama sekalipun…!!!
Kisah ini dituturkan oleh klien saya yang mempunyai ibu dengan kebiasaan mengucapkan kata-kata sumpah serapah saat dia masih anak-anak. Sampai sekarang sumpah serapah itu masih terus dia ingat. Mengapa dia bisa terus ingat sumpah serapah itu, bahkan sampai dia sudah punya cucu saat ini? Ini semua karena sumpah serapah almarhumah ibunya puluhan tahun yang lalu benar-benar terbukti padanya dan para saudaranya.
Sebagai anak pertama, klien saya adalah anak yang paling rajin dibandingkan adik-adiknya. Dia selalu membantu ibunya sehingga sang ibu jarang marah padanya. Sebaliknya adik-adiknya tidak serajin sang kakak. Akibatnya sang ibu sering marah pada mereka.
Menjual Semua Hartanya untuk Sedekah, Malah Kaya Raya
Ini kisah nyata yang dialami teman guru SMA saya beberapa tahun yang lalu. Kisah ini berhubungan dengan sedekah yang dilakukan dengan keiklasan luar biasa. Bagi saya terdengar agak ganjil dan mustahil, tapi memang itulah kenyataannya. Sepasang suami istri yang menyedekahkan hampir semua hartanya di jalan Allah, kemudian hidup mereka dipasrahkan pada Allah.
Pertama kali mendengar cerita ini, saya kurang percaya, tetapi melihat siapa yang menceritakan saya sangat mempercayai kebenaran cerita ini. Sayang sekali sewaktu saya dan guru SMA saya akan mampir ke rumah pengusaha ini, sang pengusaha sedang keluar rumah.
Kisah ini sebenarnya diawali kegundahan sepasang suami istri akan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari harta yang dimiliki. Mereka seakan tidak merasa bahagia walaupun hartanya berlimpah. Bagi mereka, yang terpenting adalah ketenangan hidup. Akhirnya suami istri ini mengambil keputusan yang tergolong nekat. Mereka memberikan hampir semua hartanya untuk mereka sedekahkan di jalan Allah. Hanya satu tujuan mereka; ingin hidup tenang dan tidak terbelenggu dengan nikmat sementara duniawi. Mobil dan beberapa harta berharga lain mereka jual dan mereka sedekahkan. Mereka tidak takut akan kelaparan, karena mereka yakin Allah pasti akan menolong dan memberikan jalan terbaik bagi mereka.
Sedekah Dengan Uang Terakhir
Cerita ini dialami oleh guru agama saya. Saya ingat betul dia menceritakan kisah ini saat dia mengajar mata pelajaran agama Islam di kelas saya (SMA) sekitar tahun 1992. Cerita ini tidak pernah saya lupakan karena inilah cerita pertama yang saya dengar tentang balasan nyata sebuah sedekah.
Guru agama saya sewaktu masih kuliah, hidupnya sangat pas-pasan. Untuk makan harus dicukup-cukupkan agar dia bisa membayar biaya kuliah dan tempat kos. Maklum, orang tuanya di kampung adalah keluarga yang sederhana. Karena tekad yang kuatlah guru agama saya berani meneruskan kuliah agar dia bisa menjadi seorang sarjana agama Islam waktu itu. Modal utama dia hanyalah keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong umatnya yang memang berniat ingin berjuang di jalan Islam. Memang benar, keyakinan itu terjawab. Banyak sekali rejeki dari mengajar ngaji panggilan yang dia dapatkan selama kuliah. Bayaran yang dia terima besar karena rata-rata yang memakai jasa dia adalah orang-orang kaya.
Sedekah Tukang Tambal Ban
Seorang Tukang tambal ban. Lima tahun yang lalun seringkali terkena obrakan, sebab lapaknnya atau tempatnya berada di tepi jalan. Suatu ketika, di pagi hari, ada seorang temannyayang mampir ke tempatnya.
Ketika mereka asyik berbicara, tiba-tiba seorang pengemis berdiri meminta. Si Tukang tambal ban merasa terganggu dengan kehadiran pengemis tersebut. Dia menolaknya, dan pengemis itupun berlalu. Demikian berturut-turut hingga ada beberapa pengemis yang selalu ditolaknya.
“Wah, kalau dituruti, sehari bisa puluhan orang. Saya selalu menolak mereka. Buat apa mengajari orang malas.” Kata si Tukang tambal itu.
Kawannya diam sejenak. Lalu berbicara, “Kalau boleh menyatakan, sebaiknya jika ada pengemis jangan ditolak. Meskipun seratus perak. berikanlah kepadanya!.”
Bersedekah Kepada Seekor Kucing
Syaikh ‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria, pernah bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah menganugerahkan kepadaku anak yang pertama. Kami sangat bergembira dengan anugerah ini. Akan tetapi, Allah Azza wa Jalla berkehendak menimpakan penyakit yang keras kepada anakku. Pengobatan seakan tak berdaya untuk menyembuhkannya, keadaan sang anak semakin memburuk, dan keadaan kami pun menjadi buruk karena sangat bersedih memikirkan keadaan buah hati kami dan cahaya mata kami. Kalian tentu tahu, apakah artinya anak bagi kedua orang tuanya, terutama ia adalah anak yang pertama!!
Perasaan buruk itu menyeruak di dalam hati, karena kami merasa tak berdaya memberikan pengobatan bagi penderitaan anak kami!!
Sehatnya kita memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun kita memang harus mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak meninggalkan kesempatan atau sarana apa pun untuk mengobatinya.
Monday, July 16, 2012
Mendahulukan Allah SWT
Ibnu Abbas r.a menceritakan keadaan para sahabat yang disibukkan dengan pekerjaan dan perdagangannya. Tatkala azan berkumandang, mereka langsung meninggalkan pekerjaan dan perdagangannya, kemudian berduyun-duyun menuju masjid untuk shalat berjamaah.
Begitu pula yang disaksikan oleh Abdullah bin Umar r.a ketika datang ke sebuah pasar. Ketika tiba waktu shalat berjemaah, para pedagang serentak menutup toko-toko mereka dan bersama-sama berjalan menuju masjid.
Abdullah bin Umar r.a berkata, "Mereka inilah yang diberitakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, 'Orang yang tidak dilalaikan oteh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).' " (QS. An-Nur [24]: 37)
Rasulullah saw memberitakan mereka dalam sabdanya, yang dikutip dari kitab Durul Mantsur karangan Allamah Jalaluddin Suyuti dari Fadhail 'Amal, Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi r.a, "Pada hari kiamat ketika Allah SWT mengumpulkan manusia pada suatu tempat, Aliah SWT akan mensajukan tiga pertanyaan. Pertanyaan pertama, "Siapakah yang memuji Allah pada waktu senang dan susah?" Maka sekumpulan manusia akan bangun, lalu masuk ke dalam surga tanpa hisab. Pertanyaan kedua, "Siapakah yang meninggalkan tempat tidurnya dan menghabiskan malamnya untuk mengingat Altah SWT dengan perasaan takut dan penuh harap?" Lalu, sekumpulan manusia akan berdiri dan masuk ke dalam surga tanpa hisab. Pertanyaan ketiga, "Siapakah yang perdagangannya tidak menghalanginya dari mengingat Allah?" Kemudian sekumpulan manusia pun akan bangun, lalu masuk surga tanpa hisab. Setelah ketiga kumpulan manusia itu masuk surga, barulah dimulai penghisaban atas manusia yang lainnya."
Begitu pula yang disaksikan oleh Abdullah bin Umar r.a ketika datang ke sebuah pasar. Ketika tiba waktu shalat berjemaah, para pedagang serentak menutup toko-toko mereka dan bersama-sama berjalan menuju masjid.
Abdullah bin Umar r.a berkata, "Mereka inilah yang diberitakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, 'Orang yang tidak dilalaikan oteh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).' " (QS. An-Nur [24]: 37)
Rasulullah saw memberitakan mereka dalam sabdanya, yang dikutip dari kitab Durul Mantsur karangan Allamah Jalaluddin Suyuti dari Fadhail 'Amal, Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi r.a, "Pada hari kiamat ketika Allah SWT mengumpulkan manusia pada suatu tempat, Aliah SWT akan mensajukan tiga pertanyaan. Pertanyaan pertama, "Siapakah yang memuji Allah pada waktu senang dan susah?" Maka sekumpulan manusia akan bangun, lalu masuk ke dalam surga tanpa hisab. Pertanyaan kedua, "Siapakah yang meninggalkan tempat tidurnya dan menghabiskan malamnya untuk mengingat Altah SWT dengan perasaan takut dan penuh harap?" Lalu, sekumpulan manusia akan berdiri dan masuk ke dalam surga tanpa hisab. Pertanyaan ketiga, "Siapakah yang perdagangannya tidak menghalanginya dari mengingat Allah?" Kemudian sekumpulan manusia pun akan bangun, lalu masuk surga tanpa hisab. Setelah ketiga kumpulan manusia itu masuk surga, barulah dimulai penghisaban atas manusia yang lainnya."
Allah SWT sebagai Saksi
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bercerita tentang dua orang Bani Israel yang meminjamkan uang sebesar 1.000 dinar kepada temannya. Uang sebesar itu bukanlah jumlah yang sedikit. Kemudian si pemberi utang meminta temannya yang akan ia pinjami uang untuk mendatangkan seorang saksi.
Ia berkata, "Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan utang piutang ini."
Temannya menjawab, "Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!"
Kemudian si pemberi utang meminta lagi, "Datangkanlah seseorang yang bisa menjamin utangmu!"
Temannya kembali menjawab, "Cukuplah Allah yang menjaminku!"
Pemberi utang pun berkata, "Engkau benar!"
Setelah itu, ia memberikan 1.000 dinar kepada temannya dan menetapkan waktu pengembaliannya. Semua didasarkan atas saling percaya karena mereka menjadikan Allah SWT sebagai saksi dan penjamin.Namun, kapal yang menuju daerahnya tidak kunjung tiba. Ia pun berusaha mencari kapal yang dapat membawanya kembali, tetapi hasilnya nihil. Kemudian ia pun mengambil sebatang kayu dan melubanginya, lalu memasukkan uang 1.000 dinar ke dalamnya dan sebuah surat kepada temannya.
Ia berkata, "Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan utang piutang ini."
Temannya menjawab, "Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!"
Kemudian si pemberi utang meminta lagi, "Datangkanlah seseorang yang bisa menjamin utangmu!"
Temannya kembali menjawab, "Cukuplah Allah yang menjaminku!"
Pemberi utang pun berkata, "Engkau benar!"
Setelah itu, ia memberikan 1.000 dinar kepada temannya dan menetapkan waktu pengembaliannya. Semua didasarkan atas saling percaya karena mereka menjadikan Allah SWT sebagai saksi dan penjamin.Namun, kapal yang menuju daerahnya tidak kunjung tiba. Ia pun berusaha mencari kapal yang dapat membawanya kembali, tetapi hasilnya nihil. Kemudian ia pun mengambil sebatang kayu dan melubanginya, lalu memasukkan uang 1.000 dinar ke dalamnya dan sebuah surat kepada temannya.
Thursday, July 12, 2012
Imam Bukhari
Al Hafidh Al Muhaddits Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari rahimahullah
Beliau lahir pada hari jumat selepas shalat jumat 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada malam jumat yang sekaligus malam idul fitri th 256 H
Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail berkata : aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw.
Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yang barangsiapa orang asing yang datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk setempat akan mencobanya dengan hadits hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari berkata : “Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10 ribu hadits shahih mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertobat dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruk itu”.
Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah
Beliau wafat pada th 241 H dalam usia 77 tahun, beliau berguru pada banyak para imam dan muhaddits, diantara guru beliau adalah imam syafii rahimahullah, dan beliau hafal 1 juta hadits berikut sanad dan hukum matannya, beliau digelari sebagai salah satu Huffadhuddunia, yaitu salah satu orang yang paling banyak hafal hadits diseluruh dunia sepanjang zaman, dan beliau rahimahullah banyak mempunyai murid, diantaranya adalah Imam Muslim rahimahullah.
Diriwayatkan ketika datang seorang pemuda yang ingin menjadi murid beliau maka beliau berkata pada anak itu : “ini ada 10 ribu hadits, hafalkanlah, bila kau telah barulah kau boleh belajar bersama murid2ku”, tentunya murid murid beliau adalah para Huffadh dan muhadditsin yang hafal ratusan ribu hadits, maka pemuda itu pun pergi dan kembali beberapa wkt kemudian, ia telah hafal 10 ribu hadits yang diberikan oleh Imam Ahmad itu dan lalu Imam Ahmad berkata : “sungguh hadist yang kau hafal itu adalah hadits palsu, tidak ada satupun yang shahih, hafalan itu hanya untuk latihan menguatkan hafalanmu, sebab bila kau salah maka tak dosa”, karena bila ia hafalkan
hadits shahih lalu ia salah dalam menghafalnya maka ia akan membawa dusta dan kesalahan bagi ummat hingga akhir zaman.
Tuesday, July 10, 2012
Kehidupan di Negeri Paman Sam
Brata sedang studi di negri Paman Sam. Dia warga RI yang lagi menulis disertasi. Suatu hari Brata bertandang ke rumah Mike, dosen favoritnya.
Saat itu putri bungsu Mike, siswi 2 SMA, melintasi ruang tamu dan berpamitan dengan Papanya:
“Pa, Angie pergi berkemah dengan teman-teman ya, Daaaa…”
Dengan santai si Ayah merespon Angie: “Oh oke sayang, jangan lupa bawa Pil Anti Hamil ya, Take Care……!!!”
Angie menjawab: “Beress Pa…!”
“Haaa….????” (otak Brata melayang)
Brata pun shock mendengarkan percakapan itu yang tidak lazim dinegerinya.
Brata bertanya,
“Pak Mike, maaf saya tidak mengerti…Apa maksudnya Anda meminta Putri Anda membawa Pil anti hamil?”
Mike menjawab,
” Yahhh Brata, di negri kami hubungan seks pranikah sering terjadi. Anak-anak SMA sudah umum melakukannya. Kita orangtua was-was, dan minta mereka untuk selalu berjaga-jaga…mana tahu sampai terjadi hubungan dengan pacar mereka. Yang penting mereka tidak hamil selama sekolah”
Brata bengong dan sulit percaya. Kembali bertanya pada dosen yg mengajar etika.
“Tapi Pak Mike tapi….bukankah anda mengajarkan kami soal etika, pentingnya menjaga keluarga, anak-anak dan hidup kudus dsb… Mengapa Bapak sangat permisif pada anak sendiri?”
Mike terdiam, cukup lama. Sambil menarik nafas panjang menjawab pertanyaan mahasiswanya ini:
“Brata, sering kali bahan kuliah dan teks book itu sesuatu yang ideal. Saya memang harus mengajarkan di kelas. Tapi dalam realita hidup tidak semua bisa kita lakukan. Apalagi dalam jaman ini. Saya hanya bisa memaklumi anak kami. Saya pun tidak berdaya. Anak muda jaman ini tidak cukup teori. Keteladanan telah sirna dari negri kami. Jadi, saya hanya mencegah jangan hal lebih buruk menimpa putri kami.”
Brata semakin heran
“Lalu bapak setuju putri Bapak melakukannya?”
“Ohh tidak! Saya hanya bisa memakluminya, tidak pernah menyetujuinya. Saya tahu itu salah. Sejak putri sulung kami, Kakaknya Angie, hamil saat seusia Angie sekarang, dan diam-diam menggugurkan kandungannya hingga dia depresi. Kami trauma. Berbulan lamanya saya dan Mamanya tidak tidur. …..Saya merasa gagal mendidik putri sendiri. Saya memang dosen yang hebat, dicintai mahasiswa, tapi saya tidak berhasil membimbing anak sendiri. Saya terlalu sibuk dengan karir dan tidak sadar bahwa lingkungan makin tidak kondusif buat anak-anak…masyarakat kami makin sekuler. Brata, Inilah MIMPI BURUK yang menghantui orangtua di negri kami. Kapan saja kita bisa dengar putri kita hamil, menggugurkan atau terinfeksi penyakit menular. Itulah ketakutan kami utama. Saya tidak takut HANTU, atau SETAN. Kami percaya Roh Tuhan lebih besar daripada roh-roh jahat di dunia ini. Saya takut jika anak kami hamil diluar nikah, menggugurkan kandungan atau terinfeksi Penyakit seksual menular.”
Brata tertegun mendengarkan curhat Dosennya ini. Sambil berempati Brata berkata:
“Saya prihatin pak, terima kasih membagikan pengalaman dan perasaan Pak Mike. Saya tidak tahu harus bilang apa…”
Mike pun menutup percakapannya dengan Brata:
” Ahhh Brata semoga Anda tidak mengalaminya…juga para Ayah lainnya…inilah HOROR sesungguhnya yang menghantui negri kami. Ini pula yang membuat banyak orangtua tidak bisa tidur. Bukan takut pada hantu seperti di negri Anda.”
Saat itu putri bungsu Mike, siswi 2 SMA, melintasi ruang tamu dan berpamitan dengan Papanya:
“Pa, Angie pergi berkemah dengan teman-teman ya, Daaaa…”
Dengan santai si Ayah merespon Angie: “Oh oke sayang, jangan lupa bawa Pil Anti Hamil ya, Take Care……!!!”
Angie menjawab: “Beress Pa…!”
“Haaa….????” (otak Brata melayang)
Brata pun shock mendengarkan percakapan itu yang tidak lazim dinegerinya.
Brata bertanya,
“Pak Mike, maaf saya tidak mengerti…Apa maksudnya Anda meminta Putri Anda membawa Pil anti hamil?”
Mike menjawab,
” Yahhh Brata, di negri kami hubungan seks pranikah sering terjadi. Anak-anak SMA sudah umum melakukannya. Kita orangtua was-was, dan minta mereka untuk selalu berjaga-jaga…mana tahu sampai terjadi hubungan dengan pacar mereka. Yang penting mereka tidak hamil selama sekolah”
Brata bengong dan sulit percaya. Kembali bertanya pada dosen yg mengajar etika.
“Tapi Pak Mike tapi….bukankah anda mengajarkan kami soal etika, pentingnya menjaga keluarga, anak-anak dan hidup kudus dsb… Mengapa Bapak sangat permisif pada anak sendiri?”
Mike terdiam, cukup lama. Sambil menarik nafas panjang menjawab pertanyaan mahasiswanya ini:
“Brata, sering kali bahan kuliah dan teks book itu sesuatu yang ideal. Saya memang harus mengajarkan di kelas. Tapi dalam realita hidup tidak semua bisa kita lakukan. Apalagi dalam jaman ini. Saya hanya bisa memaklumi anak kami. Saya pun tidak berdaya. Anak muda jaman ini tidak cukup teori. Keteladanan telah sirna dari negri kami. Jadi, saya hanya mencegah jangan hal lebih buruk menimpa putri kami.”
Brata semakin heran
“Lalu bapak setuju putri Bapak melakukannya?”
“Ohh tidak! Saya hanya bisa memakluminya, tidak pernah menyetujuinya. Saya tahu itu salah. Sejak putri sulung kami, Kakaknya Angie, hamil saat seusia Angie sekarang, dan diam-diam menggugurkan kandungannya hingga dia depresi. Kami trauma. Berbulan lamanya saya dan Mamanya tidak tidur. …..Saya merasa gagal mendidik putri sendiri. Saya memang dosen yang hebat, dicintai mahasiswa, tapi saya tidak berhasil membimbing anak sendiri. Saya terlalu sibuk dengan karir dan tidak sadar bahwa lingkungan makin tidak kondusif buat anak-anak…masyarakat kami makin sekuler. Brata, Inilah MIMPI BURUK yang menghantui orangtua di negri kami. Kapan saja kita bisa dengar putri kita hamil, menggugurkan atau terinfeksi penyakit menular. Itulah ketakutan kami utama. Saya tidak takut HANTU, atau SETAN. Kami percaya Roh Tuhan lebih besar daripada roh-roh jahat di dunia ini. Saya takut jika anak kami hamil diluar nikah, menggugurkan kandungan atau terinfeksi Penyakit seksual menular.”
Brata tertegun mendengarkan curhat Dosennya ini. Sambil berempati Brata berkata:
“Saya prihatin pak, terima kasih membagikan pengalaman dan perasaan Pak Mike. Saya tidak tahu harus bilang apa…”
Mike pun menutup percakapannya dengan Brata:
” Ahhh Brata semoga Anda tidak mengalaminya…juga para Ayah lainnya…inilah HOROR sesungguhnya yang menghantui negri kami. Ini pula yang membuat banyak orangtua tidak bisa tidur. Bukan takut pada hantu seperti di negri Anda.”
Pedagang Asongan
Ada seorang pedagang asongan di Stasiun Gambir, istrinya datang mengeluh ke pedagang asongan tersebut. menceritakan anaknya sedang butuh uang Rp. 70rb untuk bayar SPP anaknya. karena sudah beberapa bulan menunggak.
Istri : Bang, kita butuh uang Rp. 70rb, untuk bayar SPP anak kita. sudah beberapa bulan menunggak.
Pedagang Asongan : iya, moga besok jualan laku.
Istri : Bang, sholat-sholat. coba sholat, moga Allah memberi uang 70Rb besok. abang minta sama Allah malam ini abang minta allah, agar anak kita ga di keluarin, biar anak kita bisa sekolah.
Pedagang Asongan : iya kali ya, selama ini saya susah duit gara-gara susah sholat kali ya. ya udah, saya sholat deh. tapi tanggung sudah isya' besok aja kali ya?.
Istri : Bang, kalau abang bisa datang malam ini, datang malam ini biar rejeki datang besok pagi. kalau sholat besok pagi nanti rejeki dateng besok siang. sedang kita butuh besok pagi.
Pedagang Asongan : ow gitu ya? ya udah sholat ini ya?
Thursday, July 5, 2012
TAUBATNYA PENJAHAT Berkah Bacaan Shalawat
Seorang yang sangat zuhud bernama Syeikh Abdul Wahid bin Zaid berkisah sebagai berikut :
Seorang tetangga kami, bekerja sebagai pegawai negeri dan sangat jahat ketika hidupnya di dunia, dan melakukan maksiat dan suka menakut-nakuti orang.
Pada suatu malam, saya melihat di dalam tidur bahwa tangan tetangga saya tersebut memegang tangan Rosululloh SAW. Saya bertanya kpd Rosululloh SAW :
“Wahai Rosululloh, seseungguhnya org ini sangat terkenal sebagai penjahat di muka Bumi, bagaimana ceritanya engkau sangat menaruh tanganmu memegang tangannya ? “ Rosululloh SAW bersabda :
“ Saya mengetahui apa yang engkau katakan tersebut. Oleh karena itu, saya datang untuk memberikan SYAFAATku kepadanya. ”
Kemudian saya bertanya kepada Rosululloh SAW :
“ Wahai Rosul, apakah kelebihan tetangga kami itu, sehingga engkau memberikan syafaatnya ? ”
Rosululloh SAW menjawab :
Wednesday, July 4, 2012
Habib Munzir Al Musawwa
Ketika ada orang yg iseng bertanya padanya : wahai habib, bukankah Rasul saw juga punya rumah walau sederhana??, beliau tertegun dan menangis, beliau berkata : iya betul, tapikan Rasul saw juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum anshar, lalu bersama sama membangun rumah.., saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yg masih berumahkan koran di pinggir jalan dan di gusur gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang tenang dirumah saya..
pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid alhabib Umar bin Hafidh, namanya Hb Abdulqadir Almasyhur, ketika hb munzir datang menjumpainya, maka habib itu yg sudah tua renta langsung menangis.. dan berkata : WAHAI MUHAMMAD…! (saw), maka Hb Munzir berkata : saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata : ENGKAU MUHAMMAD SAW..!, ENGKAU MUHAMMAD.. SAW!, maka hb Munzir diam… lalu ketika ALhabib Umar bin Hafidh datang maka segera alhabib Abdulqadir almasyhur berkata : wahai umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum.. (kalo ga percaya boleh tanya pada alumni pertama DM)
lihat kemanapun beliau pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta, bahkan sampai ke pedalaman irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yg sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yg sudah masuk islam ditangannya, banyak orang bermimpi Rasul saw selalu hadir di majelisnya,
pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid alhabib Umar bin Hafidh, namanya Hb Abdulqadir Almasyhur, ketika hb munzir datang menjumpainya, maka habib itu yg sudah tua renta langsung menangis.. dan berkata : WAHAI MUHAMMAD…! (saw), maka Hb Munzir berkata : saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata : ENGKAU MUHAMMAD SAW..!, ENGKAU MUHAMMAD.. SAW!, maka hb Munzir diam… lalu ketika ALhabib Umar bin Hafidh datang maka segera alhabib Abdulqadir almasyhur berkata : wahai umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum.. (kalo ga percaya boleh tanya pada alumni pertama DM)
lihat kemanapun beliau pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta, bahkan sampai ke pedalaman irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yg sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yg sudah masuk islam ditangannya, banyak orang bermimpi Rasul saw selalu hadir di majelisnya,
Tuesday, July 3, 2012
Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami
Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: "kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?". Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, lalu menyambungnya
dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkata kepada sang dokter: "Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.
Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: "… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: "Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:" betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan".
Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: "istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …". Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah dihadapannya.Akhirnya sang istri berkata: "OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih".Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: "Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …".Sang istri pun bed rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: "Maaf, saya ada tugas
keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja"."Haah, pergi?". Kata sang istri."Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat". Kata sang suami.Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri.
Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: "Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi".Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri
melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari'ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari `Ashim.Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.
Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.Hamper saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani
menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)
Monday, July 2, 2012
MALAM PESTA SEORANG PENGANTIN WANITA
Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.
“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.
Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”
Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”
“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.
Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”
Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”
KEAJAIBAN AYAT KURSI DI AMERIKA
Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal asia yang mengenakan jilbab.
Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman ….. suasana jalan setapak agak sepi …. dia melewati short cut yang agak gelap dan sendirian …..
Di ujung jalan pintas itu dia melihat ada sosok pria kaukasian, pasti orang amerika pikirnya …. tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya ….
Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah …. kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca ayat kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt …..
Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa … sekilas ia melirik ke arah pria itu ….. orang itu asik dengan rokoknya … dan seolah tidak memperdulikannya ….(Alhamdulillah …. serunya dalam hati …)
Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman ….. suasana jalan setapak agak sepi …. dia melewati short cut yang agak gelap dan sendirian …..
Di ujung jalan pintas itu dia melihat ada sosok pria kaukasian, pasti orang amerika pikirnya …. tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya ….
Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah …. kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca ayat kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt …..
Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa … sekilas ia melirik ke arah pria itu ….. orang itu asik dengan rokoknya … dan seolah tidak memperdulikannya ….(Alhamdulillah …. serunya dalam hati …)
Pintu surga telah terbuka
Diceritakan dari Abdul Wahid bin Zaid, bahwa dia menuturkan sebuah kisah menarik. Dia bercerita:
Suatu ketika aku berada dalam sebuah kapal, tiba-tiba kapal yang aku tumpangi bersama seluruh penumpang terbawa oleh angin kencang menuju ke sebuah pulau. Pulau itu sepertinya kosong, tidak berpenghuni. Aku kemudian berjalan menuju pulau itu dan mendapati seorang manusia yang sedang menyembah sebuah berhala. Dia sepertinya sedang khusuk dengan meditasinya itu.
Aku dan beberapa orang mencoba untuk mendekatinya. Melihat ada yang datang, dia menatapku dengan penuh selidik. Aku tersenyum, tanda persahabatan, dia membalas tersenyum.
"Engkau sembah berhala itu, padahal berhala itu adalah buatan manusia, " kataku.
"Kalau begitu, kalian sendiri menyembah apa?"
Sambil bertanya, dia berdiri seraya menatap kami yang datang.
"Kami menyembah Tuhan yang menciptakan langit, bumi dan laut."
"Siapa yang memberitahukan semua itu kepada kalian?"
"Dia mengutus seorang rasul – seorang utusan kepada kami."
"Apa yang dilakukan terhadap utusan itu?"
"Malaikat membawakan kepada-Nya."
"Apakah dia meninggalkan sesuatu atau tanda kepada kalian?"
"Ya, dia meninggalkan kitab dari malaikat itu."
"Tunjukkan sesuatu kepadaku dari kitab itu."
Suatu ketika aku berada dalam sebuah kapal, tiba-tiba kapal yang aku tumpangi bersama seluruh penumpang terbawa oleh angin kencang menuju ke sebuah pulau. Pulau itu sepertinya kosong, tidak berpenghuni. Aku kemudian berjalan menuju pulau itu dan mendapati seorang manusia yang sedang menyembah sebuah berhala. Dia sepertinya sedang khusuk dengan meditasinya itu.
Aku dan beberapa orang mencoba untuk mendekatinya. Melihat ada yang datang, dia menatapku dengan penuh selidik. Aku tersenyum, tanda persahabatan, dia membalas tersenyum.
"Engkau sembah berhala itu, padahal berhala itu adalah buatan manusia, " kataku.
"Kalau begitu, kalian sendiri menyembah apa?"
Sambil bertanya, dia berdiri seraya menatap kami yang datang.
"Kami menyembah Tuhan yang menciptakan langit, bumi dan laut."
"Siapa yang memberitahukan semua itu kepada kalian?"
"Dia mengutus seorang rasul – seorang utusan kepada kami."
"Apa yang dilakukan terhadap utusan itu?"
"Malaikat membawakan kepada-Nya."
"Apakah dia meninggalkan sesuatu atau tanda kepada kalian?"
"Ya, dia meninggalkan kitab dari malaikat itu."
"Tunjukkan sesuatu kepadaku dari kitab itu."
Anak perempuan yang telah meninggal
Diriwayatkan dalam Kitab Zaubdah Al-Wa’idzin, bahwa ada seorang wanita datang mengadu kepada Hasan Al-Bashri. Wanita tersebut mengadu tentang keadaan anak perempuannya yang telah meninggal.
"Wahai Syaikh, aku ingin menjumpai anak perempuan ku yang telah meninggal. Untuk itu sudilah kiranya tuan Syaikh memberti tahu secara khusus, sehingga aku bisa bertemu dengan anak perempuanku melalui mimpi."
Hasan Al-Bashri lalu memberitahu agar wanita itu membaca shalawat atas Nabi SAW dengan bilangan tertentu.
Dan dalam tidurnya wanita itu bermimpi, bertemu dengan anak perempuannya yang telah meninggal. Betapa terkejutnya wanita itu karena anak perempuannya mengenakan pakaian dari api, lehernya mengenakan kalung api, tangannya diikat dengan tali api, demikian pula kedua kakinya diikat dengan tali dari api.
Begitu terjaga, wanita itu menangis tersedu-sedu, meratapi anak perempuannya yang ebrnasib malang. Wanita itu segera berangkat menuju rumah Hasan Al-Bashri. Sambil menangis dia menceritakan perihal anak perempuannya kepada Hasan Al-Bashri.
Dibalik Daun-daun yang Berserakan
Dahulu, di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai berjualan, Ia pergi ke Masjid Agung di kota itu. Ia berwudu, masuk masjid, dan shalat Dhuhur.
Setelah membaca wirid dan doa sekadarnya, nenek tersebut keluar masjid, lalu membungkuk-bungkuk di halaman. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceraan. Selembar demi selembar dikaisnya, tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja perlu waktu lama untuk membersihkan halaman masjid dari dedaunan yang jatuh dari pohon dengan cara seperti itu. Padahal, jika tengah hari, sengatan matahari di Madura sungguh menyengat. Keringat pun mengucur dari tubuh yang kurus dan mulai rapuh itu.
Banyak pengunjung masjid yang merasa iba kepadanya. Hingga suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum si nenek datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai menunaikan shalat, ketika hendak melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut.
Setelah membaca wirid dan doa sekadarnya, nenek tersebut keluar masjid, lalu membungkuk-bungkuk di halaman. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceraan. Selembar demi selembar dikaisnya, tidak satu lembar pun ia lewatkan.
Tentu saja perlu waktu lama untuk membersihkan halaman masjid dari dedaunan yang jatuh dari pohon dengan cara seperti itu. Padahal, jika tengah hari, sengatan matahari di Madura sungguh menyengat. Keringat pun mengucur dari tubuh yang kurus dan mulai rapuh itu.
Banyak pengunjung masjid yang merasa iba kepadanya. Hingga suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum si nenek datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai menunaikan shalat, ketika hendak melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut.
Hasutan Iblis
Suatu hari Iblis datang menemui Nabi Isa a.s. dan bertanya, "Bukankah kamu meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirimu telah ditetapkan Allah?"
"Benar," jawab Isa a.s.
Lantas Iblis berkata,"Kalau begitu, jatuhkanlah dirimu dari atas gunung ini. Sebab jika Allah menakdirkanmu selamat, pastilah engkau selamat!"
Isa a.s. pun menjawab, "Wahai makhluk terlaknat! Sesungguhnya hanya Allah SWT yang berhak menguji hamba-hamba-Nya. Sementara itu, hamba-hamba-Nya tidak berhak sama sekali untuk menguji Tuhannya!"
"Benar," jawab Isa a.s.
Lantas Iblis berkata,"Kalau begitu, jatuhkanlah dirimu dari atas gunung ini. Sebab jika Allah menakdirkanmu selamat, pastilah engkau selamat!"
Isa a.s. pun menjawab, "Wahai makhluk terlaknat! Sesungguhnya hanya Allah SWT yang berhak menguji hamba-hamba-Nya. Sementara itu, hamba-hamba-Nya tidak berhak sama sekali untuk menguji Tuhannya!"
Subscribe to:
Posts (Atom)